Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 30, 2016

Lepaskan, ikhlaskan...

Gambar
Tanyakan arti keikhlasan pada seekor tikus percobaan, pada seekor katak liar yang “diculik” saat tengah bermandikan air hujan, juga pada kelinci yang tak tahu apa-apa selain jas putih yang kau kenakan atau pemandangan rak-rak berisi gelas ukur dan tabung reaksi sebelum sempat mereka mengucap selamat tinggal. Tak perlu berlalu hingga ke penjuru sampai akhirnya menemukan tempat yang benar-benar kau tuju. Tak lelahkah kau meniti arti ikhlas pada setiap manusia beraga yang kau jumpa? Aku kira tak perlu berlarut-larut dalam kepedihan, jika pada akhirnya kau hanya mengharap rasa kasihan. Cinta tak akan pernah tertukar, sekalipun kau tetap tak ingin berhenti mengejar. Sungguh, aku tak ingin menyurutkan langkahmu, hanya saja itu berarti pengharapan semu bagimu. Hakmu untuk mencinta, namun jangan pernah lupa kau punya hak pula untuk dicinta. Kemerdekaan bagi cinta adalah cinta itu sendiri, dan kau masih ragu untuk tidak mempercayai kata-kataku, bahkan mempercayai cinta itu? Menga

Sejak lama :p

Gambar
Sejak lama, aku selalu memimpikan orang itu, seseorang yang tak perlu kueja namanya, seseorang yang diam-diam selalu kucari tahu kabarnya. Entah berapa kali kuintip status-status di jejaring sosialnya tanpa pernah aku meminta izin terlebih dahulu, aku hanya tak ingin ia tahu. Itu saja. Aku suka orang itu, tapi aku belum yakin kalau aku menyukainya lebih dari itu. Sederhana saja, sesederhana penampilannya yang sedap di pandang mata. Sesederhana kata-kata penyemangatnya, sesederhana candaannya acap kali kami bertemu muka. Tak perlu ada rasa yang terkata, sebab kami memang berkomitmen sejak awal kalau kami bersahabat. Hanya ada cerita yang kami bagi bersama, suka duka, dan seabrek pengalaman kami yang seru diperbincangkan. Aku mulai merasa kalau kami banyak kesamaan, ah rasanya tak perlu kujelaskan, takut-takut kalau seseorang yang kumaksud merasa tulisanku ini untuknya, hehe. Ya, semakin aku mengenalnya aku merasa kami memiliki visi dan misi yang senada, itu yang selama ini ak

Lelaki di ujung senja

Gambar
“ Aku mencintaimu, maukah kau menjadi istriku? Menjadi ibu dari anak-anakku kelak?” Aku terperangah, kata-kata itu seolah menohok ulu hatiku. Membuat seluruh persendianku kaku, dan membuat bibirku kelu. Sekali lagi aku menatap matanya, mencari-cari celah untuk membuktikan bahwa apa yang kudengar adalah candaan atau bualan semata. Namun bukan itu yang kudapati, ada pancaran ketulusan disana, ada mata yang tegas mengungkapkan apa yang ia rasa. Aku mendegut ludah, mengerjapkan mata berkali-kali agar kutahu bahwa ini bukan sungguhan. Tapi ia bukan ilusiku, ia masih menunggu jawabanku, dihadapan banyak orang, di depan ibundanya, dan disaksikan toga yang dikenakannya. Tepat dibawah senja yang hampir terbenam. * Ia bukan teman sekelasku, teman sekolah ataupun teman masa kecilku. Ia adalah laki-laki yang tak sengaja singgah dalam hidupku. Tak banyak kata untuk mengungkapkan pribadinya, ia tampan, tinggi semampai, cerdas, mencintai anak-anak. Ia aktif di berbagai organisasi kam